January 24, 2012

the key of life

Setelah sudah sekian kali mengikuti retreat, retreat yang terakhir saya ikuti ini adalah retreat paling berkesan untuk saya.
The New Blessed Generation, Retreat Pelkat GP GPIB Sejahtera.
Retreat ini berlangsung pada tanggal 22-23 Januari 2012.
Ada tiga sesi utama yang dibahas di retreat kali ini.
Dan jujur, ini adalah pertama kalinya saya mengerti kaitan antara sesi yang satu dengan yang lainnya. Di retreat-retreat sebelumnya yang pernah saya ikuti, seringkali sesi yang dibahas tidak begitu saya mengerti. Terasa hanya sebatas "angin lalu" saja. Pulang dari retreat, semuanya berlalu begitu saja.
Berbeda dengan retreat kali ini, yang ketiga sesinya sangat mengesankan saya.
Seperti tema yang diambil untuk retreat ini, tentu pembahasan dari sesi-sesi tersebut memuat inti dari semuanya itu: Manusia Baru.

Pada Sesi I, dijelaskan bagaimana kita "memandang" manusia baru itu dari sisi pandang teologis. Banyak hal yang saya dapat dari sesi I ini, namun satu yang utama yaitu, bahwa hal yang harus menjadi dasar dari semua tindak-tanduk perubahan yang kita lakukan hanya satu: Yesus Kristus. Pemahaman bahwa Tuhan sudah memanggil kita lebih dahulu (1 Korintus 1:9), dapat menjadi "pintu pertama dan utama" dalam kita memahami hal-hal lainnya tentang panggilan kita sebagai Anak Tuhan secara lebih jauh. Juga kesadaran akan "posisi" kita sebagai generasi baru yang DIBERKATI. Yakinkan itu dalam diri, dan Tuhan akan selalu menuntun kita. Ada tiga bagian Alkitab dalam PB yang dapat menjadi pedoman kita untuk "mendalami" makna Manusia Baru tersebut:
Efesus 4:17-32
Kolose 3:5-17
II Korintus 5:17
Ketiga bagian Alkitab ini pada dasarnya menjelaskan hal yang sama, menjelaskan tanda-tanda manusia lama yang harus kita tinggalkan dan tanda-tanda manusia baru yang harus kita terapkan didalam kehidupan kita.

Masuk ke Sesi II, dijelaskan bagaimana kita "memandang" manusia baru itu dari sisi pandang psikologis.
Dari sesi II ini, saya juga mendapat banyak hal baru.
Ada tiga hal yang harus kita pikirkan didalam kita menjalani kehidupan kita, yaitu Tujuan Hidup, Motivasi, dan Sikap.
Realita yang terjadi hampir pada kebanyakan anak muda zaman sekarang adalah kurangnya daya juang dan keterampilan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kedua hal ini membuat banyak anak muda tidak lagi menghayati apa yang harus dilakukannya didalam hidup, dan dengan adanya banyak pikiran negatif yang muncul, panggilan yang Tuhan lakukan jadi "tidak terdengar". Kita sebagai anak muda cenderung memikirkan hal-hal yang penting bagi kita saja, padahal ada Tuhan yang juga sangat "membutuhkan" kita. Yang harus kita lakukan adalah melihat kedalam hati kita lagi, melakukan apa yang baik dan tidak mendukakan hati Tuhan.
Pengenalan akan diri sendiri, penghargaan terhadap diri, tekad untuk berani berprestasi, sikap positif dan terbuka, dan keinginan untuk terus belajar, adalah hal yang harus kita lakukan untuk menghayati panggilan Tuhan dan menjadi Manusia Baru seutuhnya. Ibu Psikolog tersebut juga menambahkan di akhir sesi, ayat pedoman yang bisa kita pakai untuk menguatkan kita selalu adalah 1 Timotius 4:12, jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Sesi III menjelaskan tentang AKTUALISASI dari kedua sesi yang sudah dijelaskan diatas. Bagaimana kita menerapkan panggilan sebagai Manusia Baru tersebut didalam kehidupan kita sehari-hari. Di sesi ini, ada beberapa kegiatan yang harus kita lakukan, antara lain kegiatan diskusi dan menjawab pertanyaan. Yang paling menarik adalah saat diskusi. Kami dibagi kedalam 3 kelompok besar. Setiap kelompok diminta menuliskan lima perbuatan duniawi yang paling sering dilakukan, kemudian cara mengatasinya dan cara mencegahnya. Saat waktunya presentasi, yang saya lihat adalah ternyata masing-masing kelompok memiliki jawaban yang hampir sama. Kesimpulan kelompok yang didapat pada sesi terakhir ini kira-kira adalah sbb:
Lima perbuatan duniawi yang paling sering dilakukan oleh anak muda gereja antara lain: merokok, seks bebas dan pornografi, melawan/berbohong kepada orang tua, gadget addict, dan perilaku/sikap hedonis.
Hampir seluruh poin tersebut terjadi karena kurangnya kedekatan dengan orangtua dan dengan Tuhan, karena keinginan untuk bisa diterima di lingkungannya, tekanan dari dalam diri sendiri maupun lingkungan, rasa ingin tahu yang besar, dan sebagainya.
Semua hal tersebut dapat dihindari atau diperbaiki dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan, membina hubungan yang jauh lebih baik lagi dengan orangtua, menahan diri untuk tidak mencoba jika penasaran, dan memiliki penghargaan yang baik terhadap diri sendiri. Dan kembali lagi ditekankan: jadikan Yesus Kristus sebagai dasarnya.
Di akhir sesi, pembicara mengemukakan ada 3 hal yang harus dipegang untuk melakukan Aktualisasi Diri, disebut 3C, yaitu: Commitment, Consistency, dan Consequences.
Dengan keyakinan dan kekuatan dari Tuhan Yesus, tentu kita bisa menjadi Manusia Baru yang diberkati. Kuncinya adalah niat dari dalam diri kita sendiri.

Ketiga Sesi tersebut memberikan "cara pandang" baru kepada diri saya pribadi. Bahwa diatas semua perubahan yang kita lakukan itu, kita harus tempatkan Yesus Kristus sebagai dasar dan pondasi kita. Memang akan sulit, apalagi jika kita sudah keluar dari retreat ini, kembali ke kehidupan nyata yang kita jalani, tentu ada banyak hal-hal yang akan kita dapatkan, baik maupun buruk, yang bisa saja "menggoyahkan" keinginan kita untuk berubah. Namun mungkin inilah yang dinamakan proses belajar. Tindakan untuk berubah menjadi lebih baik tentu juga memiliki resiko dan konsekuensi, tinggal bagaimana kita pribadi sebagai generasi muda yang sudah Tuhan berkati, panggil, dan selamatkan, mau atau tidak, kuat atau tidak, dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang selalu hadir didalam kehidupan kita.
Lewat retreat kali ini, saya merasa sangat diberkati.
Banyak pilihan yang hadir terkait dengan selesainya retreat kali ini, apakah kita mau melakukan perubahan itu atau tidak, apakah kita berniat untuk memperbaiki cara hidup kita yang masih sering mendukakan hati Tuhan, atau kita tetap mau hidup sebagai manusia lama yang akan terus membuat Tuhan sedih karena hal-hal yang kita lakukan?
Berjuang bersama Tuhan adalah pilihan yang saya ambil.

No comments:

Post a Comment