February 13, 2013

Valentine's Eve


13 Februari 2013. Setahun telah berlalu.
Pada Valentine's eve tahun lalu, aku masih termenung sedih memikirkan jarak yang terbentang dihadapan kita.
Entah apa yang membuat waktu seakan berjalan dengan terburu-buru,
membawaku kembali pada kenangan dan perasaan hampa yang hadir dan menjadi pembunuh sepanjang malam, tepat 365 hari yang lalu.
Ah. Betapa aku merindukanmu saat itu;
menciptakan imaji tentang indahnya Hari Valentine andai kita tidak terpisah oleh jarak,
membangun impian tentang valentine versiku sendiri, versi kita, dimana panggung kecil dalam imajiku itu hanyalah milikku dan milikmu, hanyalah lakon dan panggung kita semata,
meneriakkan namamu berulang-ulang seolah-olah kau akan hadir secara tiba-tiba dihadapanku.
Konyol, ya? Ya. Mungkin memang konyol.
Namun, aku tidak pernah menyesal pernah melakukan (atau) merasakannya.

Rindu adalah sebuah perasaan yang telah membawaku pada kedewasaan.
Penerimaan dan kesabaran adalah dua sikap yang sangat diasah oleh rindu yang hadir disepanjang perjalanan kita.

Ditemani dinginnya udara Bandung malam ini, aku kembali terpaku.
Sadar bahwa saat ini kita bukan lagi kita.
Tetapi tidak apa-apa. Aku senang karena aku pernah menemukan seseorang yang membawaku pada banyak hal manis yang cukup menyenangkan untuk dikenang.
Untukku, dipertemukan denganmu merupakan salah satu dari banyak hal indah yang pernah terjadi di dalam kehidupanku.
Tak dapat kusangkal, dalam kurun waktu beberapa tahun perjalanan kita,
kau berhasil membuatku belajar tentang banyak hal.
Terimakasih.
Selamat hari Valentine, untukmu.

February 12, 2013

Bayangan

Lewat beberapa pertemuan dan pembicaraan hangat, aku akhirnya menyadari bahwa kita sedang berada di sebuah persimpangan.
Persimpangan? tanyamu kebingungan.
Keragu-raguan, dengan sangat jelas, membayangi hatimu dan hatiku.
Entah aku harus berhenti dimana untuk mengungkap keragu-raguan ini; kau pun tahu bahwa tidak untuk selamanya keraguan tetap menjadi keraguan.

Ada saatnya bayangan tidak akan pernah lepas dari pandangan kita,
saat kita berada dibawah sinar apapun itu; matahari, bulan, lampu teplok sekalipun.
Karena itulah kita pun tahu bahwa ada saatnya pula ketika bayangan harus menghilang dari pandangan.
Tetap memberi tempat pada keraguan adalah sebuah pilihan; berkawan dengan kepastian juga merupakan pilihan.