December 22, 2017

Patah

Beberapa saat yang lalu aku menemukan sebuah ranting,
saat sedang berjalan-jalan menyusuri hutan nan gelap lagi sunyi, namun mendamaikan.

Hidupku baik-baik saja, sampai kusadari ranting itu hampir kuinjak kalau saja aku tidak berjalan pelan-pelan sambil menunduk.
Aku mengambil ranting itu. Bentuknya unik; terlihat rapuh dan kuat sekaligus. Sekilas, aku dapat melihat sebuah goresan kecil di salah satu sisinya, yang membuatnya terlihat indah dan menyayat di saat yang bersamaan.
Kemudian aku memutuskan untuk membawa ranting itu pulang, ke gubuk kecil tempatku menginap sementara di sekitar hutan itu.
Diatas meja kayu, kuletakkan ranting itu, sambil aku duduk dan pelan-pelan memperhatikannya dengan seksama.
Ternyata, Ia indah sekali. Satu goresan kecil yang kutemui saat kuambil pertama kali tadi ternyata memiliki beberapa "teman" yang "tersebar" di sisi-sisi lainnya. Dan aku tidak menyangkal, goresan-goresan itu sungguh menambah keindahan si ranting kecil.
Oh, Ia telah melewati begitu banyak hal rupanya. Aku tersenyum sendiri. Melanjutkan kekagumanku pada keindahan si ranting kecil.
Aku masih memandangnya saat aku tiba-tiba membayangkan, dalam satu hentakan atau injakan saja, mungkin Ia sudah akan patah menjadi beberapa bagian.
Dan entah mengapa, aku tidak ingin itu terjadi.

Kekagumanku malam itu aku hentikan sejenak. Aku merasa perlu beristirahat.
Karena besok pagi, aku sudah akan pergi dari sini dan melanjutkan perjalananku.
Dan di perjalananku yang selanjutnya, kupastikan aku tidak sendiri. Aku punya teman sekarang.
Ya. Tentu kau tahu siapa.