July 16, 2014

Magnet.

Mungkin, kau memang bukan yang pertama.
Namun, tidak menjadi yang pertama bukan berarti kau hadir tanpa arti.
Sebaliknya, sungguh sangat berarti.

Begitu banyak perbedaan diantara kita, yang terus saja tarik-menarik bagai magnet.
Terkadang, aku lelah. Aku pun tahu kau juga merasakan hal yang sama.
Namun, lelah bukanlah akhir. Akhirku adalah bahagia, ketika dengan mudahnya aku dibuat tersenyum oleh kehadiranmu. Pertengkaran demi pertengkaran datang, menguatkan juga menggoyahkan, terkadang.
Ya, begitulah.
Meski orang berkata proses adalah yang terpenting, tetap saja aku setia menunggu akhir; akhir dambaan yang membahagiakan. Tidakkah kau sadar, lanangku yang terkasih, diujung setiap pertengkaran, selalu ada hal-hal menguatkan yang kita dapatkan?
Lagipula, pertunjukan tarik-menarik magnet tidaklah membosankan. Sebaliknya, justru sangat menarik. Bagaimana kau bisa terpesona pada dua magnet kutub sama yang spontan saja tolak-menolak (tak dapat bertemu) ketika didekatkan, ketika kau dapat melihat dua magnet kutub berbeda yang "bertarung" dan tarik-menarik ketika didekatkan?
Buatku, kekakuan dua magnet yang spontan saling menolak satu sama lain ketika didekatkan bukanlah hal yang cukup menarik untuk diperhatikan.
Mereka memiliki akhir statis yang telah dapat diprediksi.

Glad to be your magnet pair, Yoy.

Bandung, 11:47 p.m.