January 17, 2013

Analogi gelas

Banyak orang berkata, "tidak semua hal dapat diutarakan."
Namun, ada suatu saat dimana kau mengetahui bahwa hatimu berpikir untuk mengungkapkan sesuatu yang telah 'berdiam' di dalamnya cukup lama.

Coba sekarang bayangkan ketika kau memegang sebuah gelas yang berisi air.
Tentu kau harus berhenti menuangkan air saat gelas itu sudah penuh, bukan?
Jangan sampai ada air yang tumpah, karena kau berpikir bahwa akan sangat merepotkan jika ada air yang tumpah.
Kau akan sibuk mencari lap atau kain pel terlebih dahulu.
Belum lagi jika peristiwa kecil nan sederhana itu --air tumpah, terjadi saat kau berada di tempat umum.
Akan ada kemungkinan orang berlalu-lalang, dan alhasil, lantai yang basah akan menjadi kotor dan becek karena dipijaki.
Maka, dengan sadar kau berusaha untuk tidak menuang air di sebuah gelas sampai penuh sekali atau tumpah.
Tentu kau akan lebih berhati-hati.

Lantas, mengapa tak kau lakukan hal yang sama dengan hatimu?
Mengutarakan apa yang ada di dalam hatimu, terkadang, menjadi suatu hal yang akan lebih baik jika dilakukan.
Membiarkan perasaanmu tertahan hanya di dalam hati tanpa bisa terkatakan...,
Mungkin hanya akan menyedihkan pada akhirnya. Hanya akan merepotkan dirimu sendiri.
Berbaik hatilah pada hatimu sendiri.
Pada hati yang sudah mengizinkanmu memiliki sebuah perasaan istimewa, yang mungkin tidak semua orang dapat merasakannya.