December 31, 2018

Lowest Point

Beberapa jam menuju 2019.

Ingatan akan apa yang terjadi di sepanjang tahun 2018 berkelibat didepan mataku.
Dalam menghadapi fase-fase kehidupan, aku percaya, setiap orang pernah berada di satu titik terendahnya.
Tak terkecuali aku.
Kemudian ada yg bertanya,
"Berada di titik terendah itu definisinya apa, sih?"
Tentu ini pun subjektif juga.

Untukku sendiri, titik terendah mungkin bisa digambarkan sebagai suatu kondisi dimana aku benar-benar merasa keberadaanku di dunia ini tak berarti apapun, bagi siapapun.
Selama ini sering aku menemukan kesaksian orang-orang, baik melalui tulisan, channel TV, Youtube, cerita langsung, dan sebagainya..bagaimana banyak orang menghadapi situasi dimana mereka merasa benar-benar ditinggalkan; merasa benar-benar sendirian; merasa benar-benar tidak berharga.
Beberapa menangisi situasi tersebut. Beberapa nekat mencoba mengakhiri hidup. Lainnya berteriak marah kepada Tuhan.

Dan di titik terendah inilah, di tahun ini, untuk pertama kalinya,
Aku merasakan betul apa yang mereka rasakan.
Tak pernah sebelumnya aku merasakan kehampaan yang begitu menyiksa;
Sakit di hati yang rasanya terus menusuk tanpa tahu kapan akan berhenti;
Tangisan yang rasanya tak mengenal akhir;
dan keberadaan Tuhan yang rasanya sangat jauh, jauh sekali..
Teriakanku minta tolong sejalan dengan airmata yang terus tumpah memberatkan mata.
Ada lelah tak berujung yang kurasakan di titik ini.
Kenyataan menamparku keras sampai aku tak sanggup lagi untuk berlari.
Di titik ini, aku dipaksa untuk menonton kebodohanku sendiri, menonton keadaan menertawakanku dengan sangat kencang.
Babak belur aku dihajar oleh kenyataan yang menyakitkan. Ia menelanjangiku tanpa ampun, mengikis habis kepercayaanku pada diri sendiri...

Aku berkubang dalam kesedihan yang mendalam;
aku bertahan berada dalam titik yang menyakitkan ini;
aku menyerah pada mimpi buruk yang datang setiap malam...sampai Tuhan, dengan caraNya yang tak pernah kumengerti, membuatku kembali melihatNya dalam letihku yang amat sangat.

Aku tahu betul, untuk keluar dari titik ini, aku akan melewati proses yang panjang dan sulit.
Namun aku sadar kemudian,
bahwa di titik inilah, titik dimana aku jatuh dan tidak berdaya, aku kembali menemukan Tuhan.
Dan didalam seluruh keberadaanku saat ini,
aku mau berserah penuh...