December 31, 2013

Last in 2013.

31 Desember. Hari ini hari terakhir di tahun 2013.
Tahun ini tahun yang penuh makna, setidaknya untukku.
Dan mengenal kamu adalah satu dari banyak hal yang bermakna itu.
Dan aku bersyukur untuk itu semua.
Tuhan begitu baik..
Mudah-mudahan, di 2014, sama seperti harapanku yang tidak pernah berubah: the better me, the better you, the better us.

Happy New Year's Eve, Yoseph Samuel.
Aku sayang kamu.

September 5, 2013

Everything has changed.

You absolutely know that this is for you.
And that's all enough.





August 13, 2013

Payung Teduh yang meneduhkan..

Kita adalah
Sisa-Sisa Keikhlasan Yang Tak
Diikhlaskan

Kita tak semestinya berpijak
diantara
Ragu yang tak berbatas
Seperti berdiri ditengah
kehampaan
Mencoba untuk membuat
pertemuan cinta
Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak
terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak
kunjung siap
Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari
kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan
dibawa kemana
Kita adalah sisa-sisa
keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankah bisa bertemu
Kelak didalam perjumpaan
abadi

August 2, 2013

Malam dan pantai

Malam kemarin, ya,
malam pertama di bulan Agustus tahun ini,
kuhabiskan sejenak dengan memperhatikan hamparan lampu yang bersinar indah di kejauhan sana; ditengah laut.
Pantai ini tidak begitu indah, sesungguhnya.
Pasirnya tidak seputih pantai-pantai lain yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Ombaknya biasa saja.
Lama sekali rasanya sejak terakhir kali aku berhadapan langsung dengan pantai seperti malam kemarin.
Karena itulah, meski tidak seindah pantai lainnya, tetap saja aku terpesona dibuatnya.
Hanya sejenak. Namun,
debur ombak yang tidak terlalu besar, bau pasir basah yang khas, kegelapan malam yang diterangi oleh lampu-lampu kapal di kejauhan, percakapan segelintir orang, angin yang menyentuh lembut...
Oh, aku terpesona.
Semuanya begitu menenangkan.

Well, telah cukupkah ceritaku mempesonamu juga?

Aston Marina, 2nd of August, 00:36.

July 31, 2013

Me-kan pada lupa

Melupakan sesuatu, atau seseorang, sepertinya memang tidak mudah.
Takkan pernah semudah itu.

Kalau kata orang,
Tidak semudah membalik telapak tangan.
Tidak semudah menggerakkan kaki untuk berjalan.
Tidak semudah menatap ke layar komputer dan tertawa ketika melihat tayangan lucu di youtube.
Tidak semudah memegang buku dan membacanya dengan rileks, tanpa beban.
Tidak semudah menekan tombol speaker untuk mendengarkan lagu.
Tidak semudah mengangkat telepon yang berbunyi di ruang keluarga.

Sekarang... sadarkah kita bahwa seluruh aktivitas diatas menjadi mudah dilakukan ketika kita telah terbiasa?
Dan tentu sekarang kau pun jadi bertanya-tanya,
lantas, apa relasinya?
Apakah melupakan juga seperti itu?

Ah. Jangan tanya aku.
Jawabannya ada padamu sendiri.

July 6, 2013

Secuil pleasure

Siapapun kamu, yang mengirimkan ini,
terimakasih..
A midnight package, Borromeus Hospital, around 11.30 pm, 05th of July 2013. 


 

June 19, 2013

Langit.

Rindu hadir, perlahan-lahan menyusup ditengah kepasrahan hati.
Awan berlarian, kemudian melukis langit dengan begitu indahnya.
Menciptakan imaji indah akan adanya sebuah pertemuan.
Sebuah pertemuan di langit? tanyamu.
Aku tak menjawab, begitupun dengan awan itu.
Hanya tersenyum. Senyum yang mengisyaratkan sebuah arti: bahwa segala sesuatu yang nampaknya mustahil, dapat saja terjadi.
Kau tersenyum. Aku sudah tersenyum lebih dahulu.
Tak lama berselang...
awan-awan putih bersih yang melukiskan langit dan menciptakan senyum itu pergi,
digantikan dengan awan-awan hitam yang jahat dan membuat langit tak terlihat lagi indahnya.
Awan-awan hitam itu tidak sendiri.
Mereka membawa serta petir dan kilat, yang semakin menambah semarak langit itu.
Semarak luka.
Para penikmat langit menggerutu dan mengeluh.
Mereka benci awan-awan hitam itu.
Awan-awan yang merebut keindahan langit dan menggantinya dengan pemandangan yang menakutkan dan mengoyak hati.
Oh, sesungguhnya, mereka hanya tak tahu; awan-awan hitam itu hanya ingin menangis.

Ah. Aku hampir lupa..
Sekarang, bagaimana dengan aku dan kau?
Masihkah rindu akan menorehkan sebuah cerita di langit?
Kalau untukku,
Aku tak peduli apakah langit sedang indah dengan awan-awan putih bersih, atau langit sedang mengerikan dengan awan-awan hitam menakutkan. Ada satu hal yang tetap sama: aku merindukanmu.
dan aku tahu pasti, kita akan bertemu di langit.
Dengan atau tanpa awan-awan pembawa luka.
Aku tersenyum, kau tersenyum.

Ditengah keindahan bukit,
2013.

June 1, 2013

Some should-have(s).

I should've forgotten you since yesterday..
I should've accepted our differences since the first time we got a click.
I should've kept the distance between us since the first time I felt that you wanna know me better, as I wanna know you better either..
I should've followed people's suggestions to us since the first time they knew about our closeness.
I shouldn't have let my feeling grow, since I realized I have that special feeling towards you..

Thankyou, for bringing so many beautiful twilights to me that I've finally known another thing able to be enjoyed..
It's June already, by the way.
The best time to memorize all things about you in these last few months..

No regret. Just to keep the memory stay.
1st June, 00.52.

May 26, 2013

Let's talk, Moon.

Are you sad?
Eh, um.. just a little bit.
Need shoulder to lean on?
No, I am okay.
Then stop crying.
Actually I am trying but..., I just can't.
That means you're not okay.
Just don't try to hide anything from me, oh dear.
Listen to me..
I may not be able to wipe your tears directly,
To offer my shoulder to be leaned on,
To kiss you dearly.
But just remember that I'm here.
I may not have anything but the lights to warm you.
Don't you think that night is colder than noon even morning?
So, remember...
I'm always here,
filling your night with a smile.

Little talks between the full moon and me.

Bandung, 26 May 2013. 08.50 pm.

May 24, 2013

(hanya) re-post.

Keinginanku untuk memilikimu sama besar dengan keinginanku untuk melupakanmu.
Dan keduanya, sama-sama gagal.
- @Delune

May 7, 2013

Time's games

There were you.
There were you giving the attention.
I was trying to get calm, keep the distance, deem as if nothing would ever happen between you and me.
'til there was the time when I was starting to think about the analogy of growing flower.
That happened well, as well as... I have never expected.
Time just went well.
'til there was the time when the other thoughts appeared, screaming out loud in front of my brain (or heart?), saying:
What the hell are you doing?
It's not only your stupid feeling existing in this world, ya know?
So please, use your brain and heart, before that feeling ends up bringing you only to vain.

I didn't listen to it...
'til there is the time, by now,
that happens. That really does.
And I was stupid then.

April 24, 2013

Obrolan kecil bersama hati

Ada yang tidak beres dengan hatiku.
Mencoba menepis, tapi tak bisa.
Hei, kau, gadis bodoh. Bagaimana bisa? Kau tidak akan pernah bisa menyangkalnya. itu kata suara hatiku.
Mencoba melupakan, lebih tidak bisa.
Sudahlah, tidak usah kau paksakan. Justru sebaliknya, rasamu akan semakin bertambah dan bertambah, semakin kau mencoba untuk melupakannya. kata suara itu, lagi.

Betapa aku sudah jatuh terlalu dalam.
Berjalan perlahan-lahan tanpa pernah sekalipun waspada akan sekeliling, bahkan sampai tidak menyadari bahwa selama ini aku berjalan di jalan setapak yang menurun, menurun, dan semakin menurun, saat semakin jauh kakiku melangkah.
Sampai akhirnya aku tiba di tepi jurang, dan.. BODOH! suara itu, lagi.
Ia mengatakan aku bodoh karena bahkan aku tak menyadari jurang besar yang terpampang jelas didepan mata itu.
Sampai akhirnya aku jatuh...
sakit sekali rasanya. kataku sambil menangis.
Suara itu menjawab lagi. aku sudah memperingatkanmu.
Aku masih menangis. Terjatuh memang menyakitkan.
Untung kau tidak sampai mati. Ia berkata lagi, dan tertawa.
Tawa mengejek, tawa meremehkan, tawa puas.
Oh, baiklah. Aku mengalah.
Karena kali ini, memang ia yang menang (dan benar.
Sudah, tidak usah menangis lagi. Ini memang kesalahanmu. katanya lagi.
Ia seakan ber-monolog. Ah, sampai aku bosan mendengarnya.
Lalu sekarang, aku harus bagaimana!? tanyaku pelan. Frustrasi.
Aku harus melupakannya. Melupakan sakit ini. Kembali belajar berjalan. Harus. kukatakan padanya begitu.
Hanya satu ucapnya, merespon apa yang aku sebut tekad diatas.
Biarkan. Biarkan semua berlalu dengan sendirinya. Rasa sakitmu, kesedihanmu, tangisanmu. Biarkan semua berlalu dengan sendirinya. Semestinya memang begitu. Cepat atau lambat, semuanya memang akan berlalu..

April 19, 2013

.

You don't even love me, do you?

April 13, 2013

Could we go back to the start?

Coldplay - The Scientist

Come up to meet you, tell you I'm sorry
You don't know how lovely you are
I had to find you, tell you I need you
Tell you I set you apart
Tell me your secrets, and nurse me your questions
Oh let's go back to the start
Running in circles, coming up tails
Heads on a science apart

Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hard
Oh, take me back to the start..

I was just guessing at numbers and figures
Pulling the puzzles apart
Questions of science, science and progress
Don't speak as loud as my heart
And tell me you love me, come back and haunt me
I wanna rush to the start
Running in circles, chasing our tails
Coming back as we are

Nobody said it was easy
Oh it's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be so hard
I'm going back to the start..

February 13, 2013

Valentine's Eve


13 Februari 2013. Setahun telah berlalu.
Pada Valentine's eve tahun lalu, aku masih termenung sedih memikirkan jarak yang terbentang dihadapan kita.
Entah apa yang membuat waktu seakan berjalan dengan terburu-buru,
membawaku kembali pada kenangan dan perasaan hampa yang hadir dan menjadi pembunuh sepanjang malam, tepat 365 hari yang lalu.
Ah. Betapa aku merindukanmu saat itu;
menciptakan imaji tentang indahnya Hari Valentine andai kita tidak terpisah oleh jarak,
membangun impian tentang valentine versiku sendiri, versi kita, dimana panggung kecil dalam imajiku itu hanyalah milikku dan milikmu, hanyalah lakon dan panggung kita semata,
meneriakkan namamu berulang-ulang seolah-olah kau akan hadir secara tiba-tiba dihadapanku.
Konyol, ya? Ya. Mungkin memang konyol.
Namun, aku tidak pernah menyesal pernah melakukan (atau) merasakannya.

Rindu adalah sebuah perasaan yang telah membawaku pada kedewasaan.
Penerimaan dan kesabaran adalah dua sikap yang sangat diasah oleh rindu yang hadir disepanjang perjalanan kita.

Ditemani dinginnya udara Bandung malam ini, aku kembali terpaku.
Sadar bahwa saat ini kita bukan lagi kita.
Tetapi tidak apa-apa. Aku senang karena aku pernah menemukan seseorang yang membawaku pada banyak hal manis yang cukup menyenangkan untuk dikenang.
Untukku, dipertemukan denganmu merupakan salah satu dari banyak hal indah yang pernah terjadi di dalam kehidupanku.
Tak dapat kusangkal, dalam kurun waktu beberapa tahun perjalanan kita,
kau berhasil membuatku belajar tentang banyak hal.
Terimakasih.
Selamat hari Valentine, untukmu.

February 12, 2013

Bayangan

Lewat beberapa pertemuan dan pembicaraan hangat, aku akhirnya menyadari bahwa kita sedang berada di sebuah persimpangan.
Persimpangan? tanyamu kebingungan.
Keragu-raguan, dengan sangat jelas, membayangi hatimu dan hatiku.
Entah aku harus berhenti dimana untuk mengungkap keragu-raguan ini; kau pun tahu bahwa tidak untuk selamanya keraguan tetap menjadi keraguan.

Ada saatnya bayangan tidak akan pernah lepas dari pandangan kita,
saat kita berada dibawah sinar apapun itu; matahari, bulan, lampu teplok sekalipun.
Karena itulah kita pun tahu bahwa ada saatnya pula ketika bayangan harus menghilang dari pandangan.
Tetap memberi tempat pada keraguan adalah sebuah pilihan; berkawan dengan kepastian juga merupakan pilihan.

January 17, 2013

Analogi gelas

Banyak orang berkata, "tidak semua hal dapat diutarakan."
Namun, ada suatu saat dimana kau mengetahui bahwa hatimu berpikir untuk mengungkapkan sesuatu yang telah 'berdiam' di dalamnya cukup lama.

Coba sekarang bayangkan ketika kau memegang sebuah gelas yang berisi air.
Tentu kau harus berhenti menuangkan air saat gelas itu sudah penuh, bukan?
Jangan sampai ada air yang tumpah, karena kau berpikir bahwa akan sangat merepotkan jika ada air yang tumpah.
Kau akan sibuk mencari lap atau kain pel terlebih dahulu.
Belum lagi jika peristiwa kecil nan sederhana itu --air tumpah, terjadi saat kau berada di tempat umum.
Akan ada kemungkinan orang berlalu-lalang, dan alhasil, lantai yang basah akan menjadi kotor dan becek karena dipijaki.
Maka, dengan sadar kau berusaha untuk tidak menuang air di sebuah gelas sampai penuh sekali atau tumpah.
Tentu kau akan lebih berhati-hati.

Lantas, mengapa tak kau lakukan hal yang sama dengan hatimu?
Mengutarakan apa yang ada di dalam hatimu, terkadang, menjadi suatu hal yang akan lebih baik jika dilakukan.
Membiarkan perasaanmu tertahan hanya di dalam hati tanpa bisa terkatakan...,
Mungkin hanya akan menyedihkan pada akhirnya. Hanya akan merepotkan dirimu sendiri.
Berbaik hatilah pada hatimu sendiri.
Pada hati yang sudah mengizinkanmu memiliki sebuah perasaan istimewa, yang mungkin tidak semua orang dapat merasakannya.