Aku ingin bercerita tentang sebuah ruangan.
Ruangan yang ukurannya tidak seberapa. Bahkan terbilang sangat kecil dan sempit. Dan sekarang, ruangan kecil ini sudah berisi mereka yang disebut keluarga, saudara-saudara, dan sahabat, yang jumlahnya tentu tidak sedikit. Mereka memiliki tempatnya masing-masing di ruangan kecil ini.
Tentu kau dapat membayangkan bagaimana ruangan kecil ini dapat menjadi tempat sandaran bagi banyak orang, seperti yang sudah kusebutkan diatas.
Awalnya, aku bingung. Aku tak mengerti, mengapa ruangan kecil ini dapat menampung hampir semua orang yang kau kenal sepanjang hidupmu, tanpa pernah merasa sempit sedikitpun. Catat: merasa. Yang terjadi belum tentu demikian.
Namun sekarang, aku mengerti. Ternyata, ruangan kecil ini elastis. Sangat elastis, dari dalam.
Sekilas, jika kau hanya sekadar lewat atau hanya melihat dari kejauhan, yang kau temukan hanyalah sebuah ruangan yang sangat sempit dan sesak.
Namun jika kau mendekat, mendekat..., dan bahkan memutuskan untuk masuk, kau akan temukan, bahwa bagian dalam ruangan ini sangat elastis. Setiap orang yang berada di dalamnya dapat bermain, berlarian kesana-kemari tanpa hambatan berarti, karena elastisitas dari ruangan itu sendiri. Ya, ternyata, ia dapat menampung sebanyak-banyaknya orang yang ingin masuk.
Sayangnya, tidak semua orang yang memutuskan untuk masuk ke ruangan kecil ini, adalah orang yang memiliki niatan baik. Ada saja orang-orang yang berniat jahat datang, masuk, dan mulai merusak dinding-dinding ruangan elastis ini secara perlahan-lahan; dinding-dinding penopang, dinding-dinding tempat bersandar. Mereka sangat sibuk merusak dan mengotori ruangan kecil ini, sampai-sampai membuat si pemilik ruangan yang awalnya marah, akhirnya hanya dapat menangis, mulai kebingungan dan kehabisan akal untuk menambal dinding-dinding yang rusak akibat ulah orang-orang yang mengecewakan ini.
Ah, tunggu. Aku melupakan sesuatu. Begini, ketahuilah, kau sudah memiliki tempatmu sendiri di ruangan kecil ini. Dan yang kuharapkan, suatu saat nanti, saat kau memutuskan untuk datang, kau bukan sekedar datang, masuk, kemudian hanya duduk diam. Melainkan bersedia meluangkan waktumu untuk membantu si pemilik ruangan memulihkan keadaan di ruangan kecilnya ini.
Oh, ya. Jika kau ingin tahu, ruangan kecil ini bernama hati.
No comments:
Post a Comment