Kamu hanya datang sesaat, namun membekas sudah sebegininya.
Aku tak mengerti mengapa.
Berbicara denganmu sangat-sangat menyenangkan. Hanya pembicaraan-pembicaraan ringan, dan kau mampu membuatku tersenyum dengan lelucon-lelucon kecil yang kau selipkan didalam pembicaraan kita. Betapa menyenangkannya.
Sayangnya, aku tahu, aku tak dapat berbuat banyak. Kita berbeda. Aku tak bisa "menyelipkan" kamu di dalam hatiku. Oh, bukan. Bukan tidak bisa. Tapi tidak boleh. Tidak seharusnya. Sekeras apapun aku coba menyangkal, aku takkan pernah bisa menepis kenyataan itu.
Sampai sekarang, aku tak tahu mengapa kau bisa datang dengan tiba-tiba beberapa waktu lalu, dengan segala hal tentangmu yang sebelumnya tidak pernah kuketahui. Mengapa? Dan sekarang, saat ini, kau bergegas pergi lagi. Sepertinya. Apakah kau sudah menyadari tentang perbedaan kita, karena itu kau kembali mundur?
Maafkan aku. Tak dapat kusangkal, kau memenuhi pikiran. Apa yang sudah kita lewati dalam waktu singkat ini membuatku tidak mungkin melupakannya begitu saja. Itu semua cukup berarti.
Sekarang, jika kau ingin pergi, silahkan pergi. Terimakasih untuk waktu singkat yang sudah kau sediakan untukku. Terimakasih untuk semuanya.
Meskipun aku sadar aku takkan pernah bisa menggenggam tanganmu, ketahuilah, aku pernah memikirkanmu. Sangat memikirkanmu. Membangun secuil harapan untuk dapat memiliki pembicaraan denganmu seperti akhir-akhir ini. Dulu. Dulu sekali.
Entahlah. Terkadang, perasaan bisa datang dengan sangat tiba-tiba, dan kau hanya tak dapat menyangkalnya.
August 31, 2012
Singkat.
Published with Blogger-droid v2.0.4
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment